
Jakarta -
Kasus maut ibu masih menjadi dilema serius di Tanah Air yang perlu ditangani. Bahkan, angka maut ibu (AKI) tercatat mengalami peningkatan cukup drastis selama bertahun-tahun terakhir.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah maut ibu tahun 2020 meraih 4.627 jiwa, atau meningkat 10,25% ketimbang tahun sebelumnya cuma 4.197 jiwa. Tingginya angka maut ibu ini disebabkan oleh aneka macam faktor. Namun yang paling banyak lantaran ibu yang mengalami kehamilan berisiko.
Selain masih rendahnya kesadaran akan kesehatan ibu hamil, beberapa penyebab maut ibu melahirkan antara lain diakibatkan oleh pendarahan, hipertensi di saat hamil atau preeklamsia, anemia, infeksi, dan lain-lain. Karena itu, layanan kesehatan menjadi penting untuk menangkal maut ibu melahirkan. Kehadiran layanan kesehatan dibutuhkan sanggup memfasilitasi investigasi selama masa kehamilan, serta edukasi terkait antisipasi persalinan. Sayangnya tidak semua penduduk cukup mujur untuk sanggup mengakses akomodasi pelayanan kesehatan yang baik, misalnya saja para ibu hamil yang tinggal di pelosok Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal inilah yang menciptakan Anda Waluyo Sapardan (Anda Sapardan) tergerak untuk mendirikan suatu perusahaan penemuan kesehatan berbasis teknologi dengan nama Sehati TeleCTG. Tujuannya tidak lain ingin berkontribusi merealisasikan upaya pemerataan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di aneka macam tempat di Tanah Air.
Dibekali teknologi canggih, penemuan Sehati TeleCTG sanggup menolong memonitor kemakmuran janin dan memajukan mutu insan dari 1000 HPK. Selain itu juga sanggup mendeteksi gangguan kehamilan dan janin, serta menolong pencegahan stunting sejak dini. Karena menurut Anda, setiap perempuan berhak menjalani kehamilan yang sehat dan bahagia.
Kepada detikcom, Anda pun membagikan perjalanan panjangnya dalam mendorong peningkatan layanan kesehatan bagi ibu hamil lewat Sehati TeleCTG. Berikut petikan wawancaranya.
1. Boleh ceritakan permulaan perjalanan karier Anda, bagaimana Anda mengawali dan apa tantangan yang Anda hadapi di saat mengawali karier?
Dimulai dari passion untuk mutu kehamilan yang lebih baik bagi seluruh perempuan, di Indonesia khususnya, sehingga menciptakan generasi bermutu lewat keterangan dan pelayanan kesehatan yang terstandar. Sebelum mengawali Sehati TeleCTG pada 2016, saya telah berkarier selama lebih dari 12 tahun di industri kesehatan (MGMT rumah sakit). Program yang dibangun di saat mengurus rumah sakit, kami menamakannya Patient Journey, sukses menciptakan pasien puas, terinformasi, mutu kehamilan baik, para dokter senang, dan KPI selaku MGMT RS pun tercapai.
Ingin mudah-mudahan jadwal ini sanggup dicicipi lebih luas, saya menentukan membangun Sehati TeleCTG bareng co founders yang lain dan team kami. Memanfaatkan penemuan dan teknologi selaku permulaan untuk cakupan yang lebih luas. Tantangan yang dihadapi di saat mengawali karier yakni menjadi wirausaha itu sungguh berlawanan dengan melakukan pekerjaan di korporasi. Luar biasa. Butuh mental baja, dan memang tidak siapa saja memiliki talenta menjadi wirausaha.
2. Apa yang mendasari Anda untuk menentukan karier yang Anda jalani di saat ini?
Yang mendasari yakni passion, dan jujur, telah kadung tercebur. Lelah dan pressure-nya hebat tetapi di saat menyaksikan hasilnya, kebahagiaannya luar biasa. Saat menyaksikan bidan, ibu hamil excited dan terbantu dengan penemuan kami, itu rasanya luar biasa.
Khususnya di saat kami sanggup menolong menurunkan Angka Kematian Ibu sebanyak 71% dan Angka Kematian Bayi sebanyak 25.8% di Kabupaten Kupang. Dan menciptakan ibu hamil di tempat terpencil lewat bidan sanggup mendapat monitoring kemakmuran janin secara pribadi oleh dokter seorang jago kandungan di kota lewat teknologi kami, itu kepuasaan batin yang tidak ada tandingannya. Membantu menampilkan kesetaraan kanal dan kesempatan untuk pelayanan kesehatan bermutu bagi perempuan.
3. Bagaimana momen up and down dalam karier Anda? Dan bagaimana Anda berdiri di saat berada di posisi paling rendah di saat itu?
Ups and downs-nya luar biasa. Sampai istilahnya kami makan pasir. Banyak di saat kami ingin mengalah lantaran tantangan paling besar justru tiba dari regulator utama (kementerian teknis utama-nya). Sedih sih, lantaran alat medis kami yakni alkes berteknologi milik Indonesia dan telah mendapat TKDN 41.05%, dan telah terbukti berguna (terbit jurnal ilmiah + testimoni) tetapi kelihatannya pinjaman malah tidak ada.
Namun Allah melakukan pekerjaan dengan cara misterius, setiap kali ingin menyerah, dibukakan jalan, dan akreditasi dari negara lain, asesmen faedah dan teknologi dari perusahaan alat medis ternama dunia yang menyatakan bahwa rancangan dan teknologi ini sungguh elok menjadi hal paling selesai di sekarang ini yang menciptakan kami bangkit.
4. Apa motivasi paling besar Anda dalam menjalani karier? Apa yang menciptakan Anda bertahan sampai berada di posisi sekarang?
Motivasi paling besar yakni memberi kebermanfaatan bagi sesama. Alhamdulillah dengan semua ups and downs yang terjadi lantaran sanggup menciptakan saya mantab untuk memprioritaskan kebermanfaatan dan melepaskan kemelekatan.
5. Apa kesempatan paling besar yang ingin Anda wujudkan? Jika ada yang belum terwujud, bagaimana tindakan Anda dalam mewujudkannya?
Impian paling besar sanggup berguna untuk sesama selaku bekal hidup dunia akhirat. Semoga Sehati TeleCTG sanggup menjadi ladang untuk meraih ini. Menjadi alat bantu mudah-mudahan semua perempuan sanggup mencicipi kehamilan yang kondusif dan nyaman. Walau nantinya telah bukan milik saya, tetapi setidaknya di permulaan ada sedikit bantuan saya selaku catatan kecil kebaikan untuk sesama.
Langkah yang saya lakukan (yaitu) menstrategikan dan berikhtiar mudah-mudahan makin banyak penemuan ini menolong sesama walau bermakna melepaskan kepemilikan. Karena serentak yang saya cari kini yakni ketenangan dan kebaikan hidup.
6. Ceritakan pengalaman paling berkesan/berharga dalam menjalani karier Anda?
Saat sukses menolong secara riil menurunkan AKI dan AKB dan data yang dihasilkan teknologi kami sanggup menolong upaya preventif untuk menciptakan mutu kehamilan dan generasi mendatang yang lebih baik.
Sumber darihttps://inet.detik.com/cyberlife/d-6212102/mimpi-mulia-anda-sapardan-dorong-kesehatan-ibu-lewat-inovasi-telectg?single=1